Ada yang kurang saat aku pulang. Ortu ada, mbak ada, adek-adek juga banyak. Tapi, tak ku jumpai orang yang selalu mengajakku bermain petak umpet dengan ortuku. Hanya untuk maem ice crem, beli bakso Teguh, main ke Time zone, maem kwetiaw bigry, atau rela nungguin antrean berjam-jam hanya untuk satu piring nasgor dan satu piring capcay pedas, bercerita di pantai, atau hanya sekadar mengukur jalan di kota kecil kita yang damai hanya untuk melepas rindu. Hmmmmffff…..
Kamu dimana? Tak ada saat ku pulang..
Kau selalu menyengaja pulang tak bersama denganku. Kau selalu pulang di saat aku sibuk. Yasudahlah.
Mungkin ini memang sudah saatnya. Ya, saatnya aku kembali seperti diriku yang dulu, sebelum hadirnya kamu. Harus mulai benar-benar tak mengharapkan kehadiranmu lagi. Harus mandiri. Terbiasa tanpa bergantung lagi padamu. Okelah kalau hal ini lebih baik untuk hubungan kita, sekarang, sebagai sahabat.
Tapi maaf. Jangan salahkan aku kalau terkadang atau bahkan sering merindukanmu. Jangan salahkan hatiku, karena bagaimana pun hatiku ini sudah terlajur terikat dengan hatimu sedari beberapa tahun yang lalu.
I must forget, but I can’t say good bye… T.T
0 comments:
Post a Comment