Sebuah lorong panjang ada di depanku. Ku yakin aku akan melalui jalan yang sangat panjang, kelam, dingin, hening. Aku bak anak kecil yang ingin terus bersembunyi. Tak mampu berjalan meskipun aku sanggup melangkahkan kakiku. Meskipun aku masih sanggup untuk melihat sebuah titik harapan di kejauhan.
Ku kumpulkan segenap darah untuk ku bawa ke dalam. Ku bangunkan jiwaku untuk menemani nyawaku yang mulai menangis. Aku takut sakit, tergores oleh kegelapan. Aku hanya mengikuti harumnya air kehidupan. Tapi, aku semakin tak yakin, aku bisa menjadi raja dalam perjalanan ini.
Aku melihat tubuhku mulai hancur, luluh. Tapi, tunggu..! sebentar..! apa itu..? aku mendengar suara cahaya masuk dari langit-langit. Cahaya itu menghampiriku, seketika menyembuhkan semua luka. Kulit-kulitku pun tersenyum terang setelah sempat terlepas dari tulang-tulangku.
Dia memberikanku kehangatan, nafas, dan ketenangan. Aku pun berlari , berlari lagi dan terus berlari dengan gelak tawa, asa, dan harapan membalutiku. Dan, sampailah aku di suatu tempat, berpijak, dan inilah hal terindah yang pernah ku rasakan, penuh dengan jeritan kedamaian.
Cahaya itulah yang membawaku ke tempat itu. Mengakhiri alur gores kisah yang pilu, dimana waktupun tak bisa lagi ku rasakan. Tapi, sekarang, semua itu begitu sempurna dan bertambah sempurna, ketika aku tahu, cahaya itu adalah dirimu.
--aLpHa 060908—
0 comments:
Post a Comment